ACEHPEDIA.COM | KOTA JANTHO – Penjabat (Pj) Ketua Dekranasda Aceh Besar Cut Rezky Handayani SIP MM membuka secara resmi program pendidikan kecakapan wirausaha (PKW) tahun 2023, bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud RI.
Kegiatan pelatihan dengan jenis Keterampilan Kriya Kasab Aceh Besar itu diikuti sebanyak 50 peserta dari beberapa Kecamatan di Kabupaten Aceh Besar. Ddengan durasi waktu 200 jam pelajaran, yang berlangsung di Gedung Dekranasda Gampong Gani, Ingin Jaya, Aceh Besar, Selasa (24/10/2023).
Dalam sambutannya, Cut Rezky Handayani mengatakan Kain Kasab merupakan salah satu warisan budaya yang merupakan kerajinan yang juga sangat terkenal di Aceh, kerajinan menyulam kasab ini sudah ada sejak abad ke 15 Khususnya di Aceh Besar.
“Tapi, kerajinan ini sudah seperti mati suri bahkan bisa dibilang para perajin yang membidangi sulaman kasab sudah sangat sulit dijumpai,” katanya
Lebih lanjut, ia sangat mengapresiasi kegiatan program Pendidikan Kecakapan dan Kewirausahaan oleh Kementerian Pendidikan yang di tujukan kepada Dekranasda Kabupaten Aceh Besar ini dengan tema pelatihan Kerajinan Kriya Kasab.
“Tentunya kami sangat mengapresiasi program ini, dengan harapan supaya bisa kembali regenerasi para perajin Sulaman Kasab di Kabupaten Aceh Besar,” pintanya
Ia menegaskan, bahwa kegiatan bukan untuk main-main, tapi harus diikuti dengan serius menjalani pelatihan kasab ini.
“Karena, adek-adek peserta lah yang bisa membangkitkan kembali tradisional Aceh Besar yang sudah hilang, bisa muncul kembali,” tegasnya
Ia menjelaskan, selama ini kain kasab yang asli dari Aceh Besar sudah sangat lama hilang dan susah ditemui. Karena, kain kasab yang asli itu menggunakan benang hitam, sekarang masih ada di ruang adat Meuligoe Bupati Kota Jantho.
“Kemaren, saya ngotot di anjungan PKA Aceh Besar harus ada kain Kasab. Kenapa, cuma menjahit, sambil duduk pun bisa dijahit, tetapi motifnyq itu yang harus di pertahankan, sebab motif adalah ciri khas suatu daerah,” jelas Cut Rezky
Ia menyebutkan, kerajinan kasab yang khas dan diperkenalkan motif Aceh Besar, seperti pemilihan bahan Bludru, pemilihan benang Kasab emas yang berkualitas, motif khas Aceh besar seperti bunga yang kecil tersusun rapi dan motif Aceh Besar juga jika di perhatikan seperti bunga yang tidak ada akarnya atau ujungnya.
“Dan juga motif kasabnya dibingkai hitam dengan ijuk yang di pulir dengan benang hitam, seperti Kasab pelaminan yang terpasang di Meuligo Kota Jantho dan sekarang di Pasang pada anjungan Aceh Besar untuk PKA 8,” sebutnya
Disamping itu, Cut Rezky Handayani kita harus memiliki mindset yang bahwa kita bisa melestarikan tradisional menjadi role moderen kekekinian yang bernilai jual.
“Bisa, bukan tidak bisa, yang penting kita memiliki mindset itu dulu,” tuturnya
Maka saya berharap untuk para pengrajin serius menyerap ilmu yang diberikan dan di aplikasikan pada Usahanya masing-masing. Sehingga kegiatan ini menjadi salah satu upaya untuk menciptakan IKM baru hebat berdaya saing. Dan Kerajinan Kasab di Aceh Besar akan menjadi salah satu Kerajinan Unggulan di Aceh Besar.
“Bila para peserta serius, nanti Sentra IKM di Belakang Dekranasda akan saya persiapkan 1 tempat Khusus untuk Kasab, Jika memang para peserta bisa serius untuk melestarikan Kasab Khas Kabupaten Aceh Besar,” paparnya
Ditempat yang sama, Ketua Forum Pengelola lembaga kursus dan pelatihan (FPLKP) Syahrir Kiram SE menyampaikan, FPLKP adalah sebuah organisasi tempat berkumpulnya lembaga kursus pelatihan dari seluruh Indonesia.
“Secara struktur organisasi FPLKP ini berada ditingkat Pusat yang disebut dengan DPP, kemudian tingkat Provinsi DPD,” sebutnya
Selain itu, FPLKP juga bertugas untuk mengawal isi dari Undang-Undang No 20 tahun 2023 tentang kedudukan LKP sebagai salah satu Pendidikan non formal.
“Dan kami juga mengawal dari kebijakan Pemerintah khsususnya pada lembaga khsusus dan pelatihan,” ujarnya
Sementara itu, Ketua panitia Enni Zusniati SE, menyebutkan tujuan dari program pendidikan kecakapan wirausaha (PKW) yang berkerja sama antara Dekranasda dengan Kemendikbudristek untuk menjaga dan melestarikan budaya melalui Kerajinan Kasab, meregenerasi perajin kasab dengan Motif Khas Aceh Besar, sehingga bisa muncul rintisan wirausaha baru yang memiliki Keahlian di Bidang Kerajinan Kasab.
“Bukan hanya itu, kita juga memiliki tujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dengan meningkatkan keahlian dan keterampilan para perajin di Kabupaten Aceh Besar,” katanya
Ia menyebutkan, Pelatihan ini dilaksanakan selama 34 hari sejaka tanggal 25 Oktober sampai dengan 2 Desember 2023, dengan durasi 200 jam pelajaran, diikuti oleh 50 peserta yang berasal dari beberapa Kecamatan di Kabupaten Aceh Besar, dengan spesifikasi umur atau berusia 17 sampai dengan 25 Tahun. “Para peserta yang ikut pelatihan ini merupakan mereka yang tidak aktif atau tidak melanjutkan Pendidikan. Dan atau mereka yang tidak sedang mengikuti program serupa yang nantinya akan menjadi calon wirausaha Muda Kasab di Aceh Besar,” sambungnya
Ia mengungkapkan, tentunya Dekranasda Kabupaten Aceh Besar setelah pelatihan ini akan tetap melakukan pemantauan dan pembinaan kepada para perajin kasab. Sehingga produk yang dihasilkan akan kami verifikasi mutu dan kualitasnya untuk dipromosikan dalam event-event Dekranas dan Showroom Dekranasda Kabupaten Aceh Besar.
“Maka, para peserta juga diharapkan dapat menjadi Wirausahawan dalam mengembangkan potensi terbaik untuk berwirausaha produk lokal nusantara,” pungkasnya
Turut hadir Asisten II Sekdakab Aceh Besar, Ketua Forum Pengelola lembaga kursus dan pelatihan (FPLKP), perwakilan dari Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Aceh Besar, perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Besar, instruktur Pelatihan Kriya (Kasab), pengurus Dekranasda Kabupaten Aceh Besar dan para peserta pelatihan. (**)