ACEHPEDIA.COM | JAKARTA – Industri Drone Indonesia (Lokal) menjalin kesepakatan kerja sama dengan perusahaan Jerman khususnya pada integrasi sensor-sensor teknologi Jerman dalam produksi drone Indonesia, dan dipasarkan ke Pasar Global dengan potensi pasar mencapai USD49 Miliar pada 2028.
Hal itu tercapai melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dengan memfasilitasi Asosiasi Sistem dan Teknologi Tanpa Awak (ASTTA) ikut serta dalam pameran bergengsi skala internasional, yaitu Industrial Transformation ASIA-PACIFIC (ITAP) 2023 di Singapura.
Ajang itu, selain menunjukan kemampuan teknologi, riset dan pengembangan industri drone di tanah air, juga membuka peluang membangun hubungan kerja sama internasional.
“Dalam mendukung transformasi digital di Indonesia, Kemenperin terus mendukung pengembangan dan transformasi industri drone dalam negeri agar lebih inovatif, berdaya saing dan mendunia,” kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Dirjen ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier, di Jakarta, Rabu (25/10/2023).
Dirjen ILMATE menjelaskan, industri drone merupakan bagian dari kelompok industri alat angkutan yang mengalami pertumbuhan signifikan di atas pertumbuhan ekonomi nasional sejak kuartal II 2021.
“Pada kuartal II 2023, pertumbuhan industri alat angkutan mencapai 9,66 persen. Pertumbuhan positif itu disebabkan oleh pengaruh berbagai kebijakan pemerintah yang strategis dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif, serta mengimplementasikan program Making Indonesia 4.0,” tuturnya.
Dirjen ILMATE juga mengemukakan, industri drone di Indonesia telah mampu mengembangkan dan memproduksi teknologi tanpa awak yang dapat dimanfaatkan di beragam sektor seperti perkebunan, militer, dan pengawasan.
“Untuk itu, kami akan mempromosikan dan mendukung kemajuan teknologi industri drone dalam negeri melalui ajang pameran dan forum di tingkat nasional maupun internasional yang diharapkan akan memperluas jaringan kerja sama dan perluasan pasar,” ungkapnya.
Lebih lanjut, menurut Taufiek, industri drone perlu bertransformasi dan terus mengikuti perkembangan teknologi terbaru. “Hal ini menjadi dasar kerja sama kami dengan ASTTA pada partisipasi di kegiatan ITAP 2023 ini,” imbuhnya.
Pameran ITAP 2023 diselenggarakan oleh Constellar bersama mitra Internasional Deutsche Messe yang dilaksanakan pada 18-20 Oktober 2023 di Singapura, dengan mengusung tema besar “Industry 4.0 for Business Sustainability”.
Ajang itu merupakan platform terdepan di Asia Pasifik bagi seluruh stakeholder yang ingin memulai, meningkatkan, dan mempertahankan penerapan proses dan solusi industri 4.0, dengan fokus pada tiga dimensi utama, yaitu Keberlanjutan, Optimalisasi Efisiensi Manufaktur, dan Ketahanan Rantan Pasokan.
Selain menampilkan produk-produk unggulan berbasis teknologi tinggi dari industri dalam negeri, pada rangkaian kegiatan ITAP 2023 ini terjalin pula kesepakatan kerja sama atau MoU antara PT. Bentara Tabang Nusantara (BETA-UAS) dengan Rohde & Schwarz yang berfokus pada kerja sama bisnis dan market segmen Aerospace Defense Technology (ADT), Wireless Industrial Communication (WIC), dan Industrial Component and Research (ICR).
Sekretaris Direktorat Jenderal ILMATE Kemenperin, Yan Sibarang Tandiele menyampaikan, pemerintah telah menjalankan berbagai program dan kegiatan dalam pengembangan industri drone di tanah air, termasuk juga mempromosikan kemampuan industri drone di kancah internasional.
“Kami mendukung industri drone di Indonesia untuk maju dan terkenal di kancah dunia internasional dengan mengikutkan pada ajang bergengsi ITAP 2023 ini,” ujarnya.
Selain itu, partisipasi pada ajang ITAP 2023 dinilai dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan investasi industri drone dalam negeri.
“Hasil dari promosi di ajang internasional ini adalah menjalin kesepakatan kerja sama industri drone Indonesia dengan perusahaan Jerman khususnya pada integrasi sensor-sensor teknologi Jerman dalam produksi drone Indonesia dan dipasarkan ke negara-negara Asia,” ungkapnya.
Pelaku industri drone tanah air telah membentuk wadah bernama Asosiasi Sistem & Teknologi Tanpa Awak (ASTTA), yang didirikan untuk memfasilitasi badan usaha, pengembang, peminat, profesional, dan komunitas di bidang pengembangan sistem dan teknologi tanpa awak di Indonesia. Hal ini mencakup sistem tanpa awak baik di udara, darat, air, serta sistem pendukung lainnya.
Wakil Ketua ASTTA Asha Wadya Saelan mengatakan, potensi pasar drone di Indonesia pada tahun 2028 akan mencapai USD93 juta dari total USD48,6 milliar untuk potensi pasar drone dunia.
“Dengan nilai market sebesar itu seharusnya industri drone lokal mampu menguasai pasar tersebut. Penandatanganan kerja sama BETA UAS dengan Rohde & Schwarz ini memperkuat posisi Indonesia sebagai Drone Manufacturing Hub di Asia yang terpercaya dan mampu bersaing secara global,” paparnya.